Minggu, 06 November 2016

 

PERTEMUAN  AWAL

  Parameter Kimia Organik Fisik

 Kimia organik fisik merupakan suatu ilmu kimia yang mempelajari sifat fisik dari suatu senyawa organik.
berikut ini adalah parameter yang dijadikan acuan dalam mempelajari kimia organik fisik :

1. ELEKTRONEGATIVITAS

      Elektronegativitas atau keelektronegatifan adalah sebuah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan sebuah atom(atau lebih jarangnya sebuah gugus fungsi) untuk menarik elektron (atau rapatan elektron) menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen. Konsep elektronegativitas pertama kali diperkenalkan oleh Linus Paulingpada tahun 1932. Elektronegativitas tidak bisa dihitung secara langsung, melainkan harus dikalkulasi dari sifat-sifat atom dan molekul lainnya. Beberapa metode kalkulasi telah diajukan. Walaupun pada setiap metode terdapat perbedaan yang kecil dalam nilai numeris elektronegativitasnya, semua metode memiliki tren periode yang sama di antara unsur-unsur. Elektronegativitas merupakan salah satu sifat periodisitas unsur, selain afinitas elektron, jari-jari atom dan energi ionisasi.

2. IKATAN HIDROGEN

      Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul atau antar dipol-dipol yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antar molekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makro molekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama. dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting. 
     Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol−1) hingga tinggi (>155 kJ mol−1).

     Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.

3. GAYA VAN DEER WAALS

     Gaya van der Waals adalah interaksi lemah antara molekul yang melibatkan dipol. Molekul polar memiliki interaksi dipol-dipol permanen. Molekul non-polar dapat berinteraksi dengan cara gaya dispersi London. Gaya dispersi London adalah gaya antarmolekul yang terjadi antara atom dan antara molekul nonpolar akibat gerakan elektron.

4. MOMEN DIPOL 

 Momen dipol (μ) merupakan suatu besaran vektor yang digambarkan menggunakan moment ikatan. Jika jumlah vektor momen-momen ikatan (momen dipole μ) >dari nol atau < 0, maka molekul tersebut bersifat polar, sebaliknya jika jumlah vektor momen ikatan (momen dipole μ)=0, maka molekul tersebut bersifat nonpolar. Secara kuantitatif, momen dipol (µ) merupakan hasil kali muatan Q dan jarak antar muatan r.

5. GUGUS FUNGSI

     Gugus fungsional merupakan kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip.

6. EFEK INDUKSI

 

7. RESONANSI

     Resonansi secara singkat dapat dikatakan dengan suatu senyawa kimia yang strukturnya sama tetapi konfigurasi elektronnya berbeda.

8. HIPERKONJUGASI

     Merupakan delokalisasi yang melibatkan elektron σ. Hiperkonjugasi di atas dapat dipandang sebagai overlap antara orbital σ ikatan C-H dengan orbital π ikatan C=C, analog dengan overlap π-π. Hiperkonjugasi disebut juga resonansi tanpa ikatan. Secara singkat efek hiperkonjugasi merupakan perubahan dari suatu ikatan C-H menjadi ikatan C=C atau C≡C oleh Hα. Hiperkonjugasi dapat meningkatakan kestabilan molekul dengan semakin banyaknya Hα maka suatu molekul tersebut akan semakin stabil.

9. TAUTOMETRI

 

10. REGANGAN RUANG

Sumber:

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_hidrogen
  •  http://gigihkurniawan.blogspot.co.id/2013/11/Resonansi-Konjugasi-Hiperkonjugasi.html
  •  https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronegativitas

19 komentar:

  1. Terimakasih kk. Blog ny sangat membantu. ��

    BalasHapus
  2. sangat membantu dev blog nya.😊

    BalasHapus
  3. sangat membantu dev blog nya.😊

    BalasHapus
  4. Sangat membantu dev 😊 lanjutkan!!

    BalasHapus
  5. Wah, terimakasih min artikelnya sangat bermanfaat :)

    BalasHapus
  6. teriama kasih mba, artikelnya sangat membantu dan cukup menambah pengetahuan saya

    BalasHapus
  7. Wah sngat membantu dev blogny jdi bertmbh pngethuanku 😊👌, sring" aj y

    BalasHapus
  8. terimakasih materi nya sangat membantu. saya ingin bertanya apakah ada hubungan antara kelektronegatifan dengan kepolaran ( polarisabilitas) ? terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama saudari Silvia wahyuni
      Hubungan elektronegativitas dengan kepolaran ikatan ada yaitu semakin besar perbedaan elektronegativitas antara dua atom, semakin polar ikatan yang akan terbentuk dengan atom yang memiliki elektronegativitas lebih besar sebagai kutub negatif dari dipol.

      Hapus
  9. Terimakasih blognya sangat membantu sekali... ;)

    BalasHapus
  10. Mhon maaf sblmnya devi, saya masih blm paham mengenai resonansi yg kk paparkan. mhon di perjelasakan kembali karena mnurt sebagai referensi saya ? bila tidak berkeberatan ya devi.. 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baiklah terima kasih
      Saya akan mencoba menjelaskan secara singkat
      Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan tunggal. Contohnya benzena
      Demikian
      Trima kasih

      Hapus